Sejarah

Pertanyaan

peninggalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda ?

2 Jawaban

  • insya Allah jawabanya hotel Dan istana
  • Sejarah Keberadaan Pabrik Gula di Daerah Istimewa Yogyakarta Sejarah telah mencatat tentang keberadaan Pabrik Gula diwilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dimulai pada masa Pemerintahan KolonialHindia Belanda. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya beberapa bekas peninggalanPabrik Gula. Berdasarkan catatan J.Marches yaitu Overzicht van de Bedrijf-Sresultanten Betreffende Campagne (1941) yang dikeluarkan Proefstation Voor Java Suike- Industrie atau sekarang telah menjadi Pusat PenelitianPerkebunan Gula Indonesia (P3GI). Dalam buku itu  menyebutkan terdapat 17 Pabrik Gula atau Suiker Fabriek (Bahasa Belanda) yang berada di wilayah Daerah IstimewaYogyakarta diantaranya adalah, PG. Randu Gunting, PG. Tanjungtirto,PG. Kedaton Pleret, PG. Wonotjatur, PG. Padokan, PG. Bantul, PG. Barongan, PG.Sewugalur, PG. Gondanglipuro, PG. Pundong, PG. Gesikan, PG. Rewulu, PG.Demakijo, PG. Cebongan, PG. Beran, PG. Medari dan PG. Sendangpitu. Sebelumnyatidaklah terbayang jika di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang hanyamemiliki total area tidak begitu luas atau hanya 3.185,8 Km2 pernahterdapat begitu banyak Pabrik Gula, sehingga berdampak pada sajian kuliner di D.I.Yogyakarta yang mayoritas memiliki citarasa manis. Ketika tanaman tebu termasuk komoditi dalam program TanamPaksa atau Cultuur-Stelsel(1830-1850), maka bermulalah Industri Gula di Indonesia. BaikPabrik Gula yang milik pemerintah Hindia Belanda maupun swasta yang bertujuanuntuk mengelola hasil panenan perkebunan tebu menjadi gula. Hal ini didukungdengan dimulainya era Liberalisme (1870) dan diperkenalkan sistem Hak SewaTanah untuk masa sewa selama 70 tahun. Sistem transportasi yang menggunakankereta api juga dibangun untuk mendukung dalam hal penggangkutan hasil industrigula, termasuk Lori pengangkut batang tebu. Pembangunan jalan kereta api ini diprakasai olehperusahaan swasta masa Kolonial Hindia Belanda yaitu Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij (NIS). Jalur kereta apiyang berada di lintas selatan Yogyakarta diresmikan pada tahun 1895 untukmenghubungkan ruas Yogyakarta-Palbapang-Srandakan, berlanjut sampai keSewugalur (yang dibuka pada tahun 1915-1916) sejauh 28 km, sertaNgabean-Pundong yang dibuka pada tahun 1917-1919  sejauh 27 km. Untuk lintas utara Yogyakarta, meliputi ruas Yogyakarta-Tempel sampai keMagelang (sejauh 47 km) yang dibuka pada tahun 1903 serta melewati PG. Beran,PG Medari dan Pabrik-pabrik Gula lainnya di wilayah utara kota Yogyakarta(Sleman). Akan tetapi krisis moneter global atau yang disebutdengan jaman Mallaise telah melandadunia. Berangsur-angsur sektor industri gula mulai berkurang. Dikarenakanpasokan gula dipasar dunia yang berlebihan, sehingga berdampak pada  harga gula yang rendah. Pada tahun 1931terjadi kesepakatan perdagangan gula atau dikenal dengan Charbourne Agreement. Salah satu isi perjanjan itu menyebutkanbahwa Pemerintah Hindia Belanda diharuskan untuk menggurangi  pasokan produksi gula  di Jawa dari sekitar 3 juta ton menjadi 1.4juta ton pertahun. Hal ini berdampak juga sampai ke Pabrik-pabrik Gula di D.I.Yogyakarta. Sehingga dari 17 Pabrik Gula hanya ada delapan saja yang bertahanmeliputi, PG. Tanjungtirto, PG. Kedaton Pleret, PG. Padokan, PG. Gondanglipuro,PG. Gresikan, PG. Cebongan, PG. Beran dan PG. Medari. Sementara itu, sembilanPabrik-pabrik Gula yang lainnya terpaksa ditutup. Seandainnya saja tidakterjadiMallaise, direncanakanPemerintah Hindia Belanda juga akan membangun pelabuhan di daerah pesisir(pantai selatan) D.I. Yogyakarta. Saat tentara Belanda ingin menduduki kembali wilayahYogyakarta setelah kemerdekaan atau dikenal ClashII pada tahun 1949. Banyak jembatan, jalan, bahkan bekas Pabrik Gula yangsengaja dihancurkan agar tidak dipergunakan sebagai basis pertahanan serta untukmenghalangi mobilisasi tentara Belanda. Sekarang bekas bangunan yang mungkindahulunya sebagai saksi sejarah saat berlangsungnya era kejayaan produksi gulaitu, kini sudah rata dengan tanah dan telah berubah menjadi pemukiman penduduk. 

Pertanyaan Lainnya